Minggu, 22 Mei 2011

PRIBADI (MANUSIA ) YANG EFEKTIF

      Manusia itu lahir, tumbuh, dan berkembang dalam ruang dan waktu yang berbeda. Sehingga tujuan, cita-cita, dan keinginan (visi misi hidup) ditentukan oleh diri mereka sendiri. Namun, manusia tidak akan pernah bisa lepas dari lingkungan di sekelilingnya, maupun dari pengaruh perkembangan zaman, baik kapan dan dimana manusia itu hidup, dan terus mengalami perubahan dan perkembangan. Nah… bagaimana sebetulnya proses manusia itu berkembang, sehingga menjadi suatu pribadi yang mempunyai karakteristik dalam hidupnya? Bila anda pernah belajar Ilmu Psikologi, tentu anda akan kenal dengan tiga teori tentang proses perkembangan dan pertumbuhan manusia sehingga terbentuk suatu prilaku dan kepribadian dalam diri mereka.
     Ada tiga toeri yang mengemukakan tentang hal itu. 
Pertama, Teori Nativisme, dalam teori ini menyebutkan bahwa keperibadian atau perkembangan pendidikan seseorang itu ditentukan oleh unsur bawaan atau dikenal dengan ide innate (factor keturunan/gen). Maksudnya, manusia akan pandai bila orang tua (kakek-neneknya) adalah orang-orang yang pandai. Hal ini biasanya dianalogikan bahwa buah kelapa kalau jatuh pasti tidak akan jauh dari pohonnya. Jika memang benar demikian, maka orang yang merasa dirinya keturunan pejabat, kiyai, guru, presiden gak usah capek-capek belajar di berbagai sekolah ataupun perguruan tinggi, karena sudah ada jaminan dari orang tua mereka.
Kedua, Teori Behaviorisme (John Locke). Teori ini menjadi antitesa dari teori yang pertama. Teori ini mengatakan bahwa mausia dalam proses perkembangan kepribadian dan pendidikannya tidak ditentukan ole hide innate (ide bawaan) seperti yang disebutkan di atas. Tetapi—menurut teori ini–manusia sewaktu lahir bagaikan kertas kosong (tabula rasa) yang akan diisi oleh pengalaman. Artinya bahwa kesuksesan seseorang itu ditentukan oleh usaha dan lingkungan disekelilingnya. Lagi-lagi jika memang demikian kebenarannya, maka jangan sombong dulu orang yang merasa dirinya keturunan ningrat, kiyai, pejabat, ataupun professor sekalian, karena belum tentu anda akan mengukir sejarah seperti orang tuanya. Sedangkan untuk orang-orang yang keturunan petani, pemulung, dan buruh tidak usah merasa kecil hati, ngumpul saja sama orang-orang pintar, maka anda akan dijamin jadi orang pintar juga.
Teori yang ketiga ini lebih mungkin fleksibel, teori ini disebut dengan Teori Konvergensi (Hukum Konvergensi), hukum ini menjadi sintesa dari kedua teori di atas. Karena dalam hukum ini berusaha untuk memadukan kedua teori di atas. 
Hukum konvergensi berbunyi
a) jika pengaruh lingkungan lebih kuat dari pengaruh bawaan, maka pendidikannya (perkembangannya)  cenderung kepada pendidikan yang dibentuk oleh lingkungan tersebut. 
b) jika pengaruh bawaan lebih kuat dari lingkungan, maka pendidikan akan lebih cendrung kepada arah ide innate (ide bawaan). 
c) jika pengaruh lingkungan dan bawaan itu sama-sama kuat, maka hasil perkembangan (pendidikan) itu akan baik dan proporsional.
Akan tetapi, apalah artinya semua teori ini. Karena kenyataan hidup tak selamanya bisa dibahasakan dengan bahasa teori ataupun konsep. Toh pada akhirnya, manusia masih ada yang lebih percaya kepada takdir yang sudah mempunyai ketentuan masing-masing. Jadi ketiga teori di atas tidak ada gunanya bila manusia sudah percaya pada takdir, artinya jika orang ditakdirkan menjadi orang pejabat maka ia pasti akan jadi pejabat, tanpa memikirkan linkungan ataupun keturunan. Sebab, asumsi mereka Dia-lah (Tuhan) yang berkuasa menentukan hidup kita, dan bukan teori buatan manusia.
Namun terkait dengan persoalan diatas, kita harus tetap mengenal siapa diri dan lingkungan kita. Karena dengan mengenal diri sendiri, kita juga bisa mengenal orang lain. Dimana interaksi ini memang dibutuhkan sebagai pengakuan bahwa manusia itu berwujud. Maka dari itu, diperlukan bagaimana seharusnya kita membentuk pribadi yang efektif, sehingga kita bisa dengan mudah diterima oleh lingkungan kita dimana kita beraktualisasi diri. 
Dan yang terpenting ada enam kemampuan dasar yang harus kita pelajari untuk menjadi pribadi efektif terkait dengan ketiga teori diatas, yaitu:
Pertama adalah kesadaran diri. Ini merupakan kunci sukses untuk bisa memahami orang lain dan dunia ini. Bahkan kesadaran diri adalah pintu masuk untuk bisa mengenal keunggulan atau kelemahan diri sendiri. Kemampuan tentang kesadaran diri jika terus diasah secara optimal, akan menghasilkan kebiasaan efektif berupa aktivitas yang pro-aktif. Artinya, manusia akan memiliki kemampuan untuk memilih respon yang cocok untuk menentukan keputusan.
Kedua yaitu imajinasi. Kemampuan imajinasi jika diolah secara optimal dengan petunjuk kesadaran dan prinsip akan menghasilkan kebiasaan hidup yang memiliki tujuan jelas. Orang yang telah maksimal melatih imajinasinya, akan selalu membuat harapan dan tujuan baru, sehingga ia tidak mudah tergoda oleh berbagai godaan.
Ketiga ialah kemampuan mengutamakan hal penting. Kemampuan manusia apabila dikembangkan secara benar akan menghasilkan kebiasaan hidup yang teratur. Karena dirinya lebih mengutamakan hal-hal penting serta penuh persiapan dalam memilih berbagai aktivitas. Pola keteraturan dan disiplin semacam ini, tidak dapat diraih tanpa kemauan dan kerja keras. Sebab, semuanya ada tanggung jawabnya.
Keempat adalah mentalitas kuat. Kapasitas mental yang diolah secara maksimal akan menghasilkan kebiasaan berfikir positif dan produktif dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Mentalitas yang kuat akan menghasilkan kepribadian yang berprinsip. Semakin kuat manusia berpusat pada prinsip hidup, maka semakin mudah pula manusia itu memberikan rasa cinta atau penghargaan pada orang lain.
Kelima yaitu keberanian memahami lebih awal. Keberanian yang diasah secara continue (terus-menerus) akan menghasilkan sebuah kebiasaan efektif berupa pemahaman. Dikatakan efektif disini, karena memahami orang lebih awal, akan membuat seseorang juga gampang untuk memahami kita.
Dan keenam adalah kreativitas. Kreativitas yang diasah secara optimal akan menghasilkan kebiasaan hidup berupa terciptanya keunggulan sinergis dari perbedaan atau persamaan. Apabila kita mamiliki keunggulan kreativitas kesadaran, maka tujuan hidup ini bisa kita raih dengan berkembangnya kedewasaan diri.
Jadi, untuk menjadi pribadi yang fektif tidaklah mudah. Karena, pembaharuan dimana-mana. Yang perlu di ingat bahwa, tidak semua kesuksesan orang tua bisa menentukan kesuksesan kita juga. Demikian pula keefektifan lingkungan, tidak pula menjamin keefektifan kita menjadi manusia sempurna. Karena hidup serta tujuanya manusia, yang menentukan ialah manusia itu sendiri sesuai dengan usaha mereka masing-masing.

Minggu, 08 Mei 2011

PENYAKIT AYAM

Penyakit pada ternak ayam dapat disebabkan karena faktor keturunan dan karena faktor lingkungan. Penyakit yang disebabkan oleh faktor keturunan diperoleh karena induknya menderita penyakit tersebut, sedangkan penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan terjadi karena lingkungan yang kurang menguntungkan bagi kehidupan ternak tersebut. Penyakit yang biasa menyerang pada ayam antara lain : NCD ( New Castle Desease), cacar, snot, marek dan coccidiosis. Penyakit yang disebabkan oleh virus seperti NCD, cacar, Flu, dapat dicegah dengan vaksinasi yang teratur. Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat diobati dengan preparat penisilin ( penisilin, tetra cyclin). Penyakit yang disebabkan oleh cacing dapat disebuhkan dengan preparat sulfa. Pengobatan penyakit dapat dilakuka dengan cara injeksi sub-cutan, intra muskuler atau intra venousa, peroral. Pengobatan peroral dapat melalui makanan atau air minum.

Cara Mencegah Dan Membrantas Penyakit Ayam
1.    Jagalah selalu kebersihan kandang dan lingkungannya serta alat-alat dan makan minumnya.
2.    Segera asingkan jika ada ayam yang tersangka sakit dan ayam yang baru anda datangkan.
3.    Jika ada ayam yang sakit dan mati segera musnahamakan kandang dan alat-alat perlengkapannya dengan desinfektan misalnya carbol, creolin, lysol.
4.    Cegahlah terhadap penyakit pes ayam (ND) dengan vaksinasi secara teratur. Misalnya pada waktu ayam umur seminggu beri vaksin ND strain F ditetskan dimata satu tetes atau dimulut 2 tetes. Kemudian setelah ayam berumur satu bulan suntiklah dengan vaksin ND inaktif atau vaksin ND aktif strain Komarov sebanyak ½ ml, suntikkan dalam daging. Setelah ayam berumur 5 bulan ulangi lagi suntikkan vaksin ND strain Komarov dengan dosis 1 ml dan suntikkan dalam daging ( i.m). Ulangi kemudian setiap 4 bulan sekali dengan dosis dan cara yang sama.
5.    Beri obat cacing setiap bulan sekali dengan ascaricid atau worm x sesuai dengan petunjuk.

PEMELIHARAAN AYAM PETELUR

. LATAR BELAKANG
            Konsumsi minimal akan telur menurut norma gizi ialah sebesar 2,8 Kg telur atau sekitar 50 butir telur per capita per tahun, konsumsi riil penduduk Indonesia akhir – akhir ini diperkirakan baru mencapai 28 butir telur per capita per tahun. Dengan melihat bahwa kebutuhan akan konsumsi telur makin meningkat dari tahun ke tahun, maka upaya penyediaan telur ayam melalui pengembangan peternakan ayam petelur terus menerus dikembangkan oleh Pemerintah.
            Pengembangan peternakan ayam petelur sangat ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain ialah faktor-faktor : bibit, makanan, lingkungan, pemasaran, manajemen dan policy pemerintah yang ada. Faktor bibit sangat ditentukan oleh para breeder yang pada umumnya ialah para peternak besar, dengan adanya penyediaan bibit yang bermutu unggul dan kontinuitas penyediaannya yang dapat dijamin, maka langkah tersebut merupakan factor pertama bagi kesuksesan pengembangan peternakan ayam. Faktor makanan juga merupakan faktor yang sangat menentukan, diperkirakan faktor ini dapat mempengaruhi produksi telur sampai sebesar sekitar 70 persen bersama-sama dengan faktor lingkungan dan manajemen, sehingga faktor bibit/genetik mempunyai pengaruh terhadap produksi sekiter 30 persen. Faktor lingkungan juga menentukan produktivitas ternak, lingkungan yang serasi/ sesuai dengan lingkungan hidup yang dibutuhkan oleh ternak akan membantu banyak dalam peningkatan produksi ternak. Faktor menejemen/ pengelolaan usaha ternak merupakan factor penting yang ikut menentukan keberhasilan usaha peternakan ayam petelur, penelolaan peternakan yang rasional dan teratur sesuai dengan pola pemeliharaan yang diperlukan, akan banyak membantu penigkatan produktivitas ternak. Tidak kalah pentingnya ialah keadaan pasar produksi telur, keadaan pasar yang mantap dan harga telur yang merangsang para peternak akan banyak membantu pengembangan peternakan ayam petelur.
            Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan pengembangan ayam petelur tersebut, maka perlu diperhatikan berbagai hal dalam memulai usaha peternakan ayam petelur. Langkah pertama yang perlu diperhatikan bagi para peternak dalam mengembangkan usaha ialah : pemilihan bibit yang unggul, pemberian ransum yang rasional, penyediaan kandang yang sehat, pencegahan penyakit melalui vaksinasi dan sanitasi lingkungan yang baik, dan ketekunan dalam memelihara dan merawat ternak ayam.
            Bagi peternak, maka perlu diperhatikan dalam mengembangkan/ mengusahakan ternak ayam ialah penguasaan keadaan wilayah, baik penguasaan keadaan pasar, penguasaan untuk kemudahan mendapatkan sarana produksi dan faktor lingkungan lainnya. Selain itu juga diperlukan kemampuan dalam penguasaan dasar-dasar beternak yang baik, dan menguasai cara-cara penerapan panca usaha ternak unggas. Dengan memperhatikan kemampuan dasar dari peternak dalam penguasaan keadaan wilayah, dan kemampuan menguasai dasar-dasar beternak unggas, maka usaha peternakan tersebut pada langkah pertama telah mempunyai langkah yang baik.

Senin, 28 Maret 2011

RANSUM AYAM PETELUR

RANSUM AYAM PETELUR

            Ransum makanan merupakan factor yang sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas ternak. Kebutuhan makanan untuk ayam petelur dipergunakan untuk : pertumbuhan, aktivitas, produksi dan  penyembuhan penyakit. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan akan karbohidrat untuk energi dan produksi, protein untuk energi dan produksi, mineral untuk pertumbuhan dan produksi, vitamin untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan produksi serta air untuk menjaga suhu tubuh dan melancarkan pencernaan.
            Kebutuhan makanan untuk anak ayam ( starter) berkisar antara 10 – 65 gram/ ekor/ hari dengan kandungan protein berkisar antara 19 – 21 % , untuk ayam muda ( Grower) berkisar antara 65 – 100 gram/ ekor/ hari dengan kandungan protein  17 – 18 %, sedangkan untuk ayam dewasa ( Layer ) berkisar antara 100 – 115 gram/ ekor/ hari dengan kandungan protein sekitar 15 – 17 %..
            Pemberian makanan bagi ayam produksai, grower dan starter harus diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pemberian makanan dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari dan waktunya tetap, misalnya pagi pada jam 06.00 – 07.00, dan sore pada jam 16.00 – 17.00. Kebutuhan air minum bagi ayam cukup banyak. Air minum yang bersih harus selalu tersedia setiap saat.

            Menyediakan Ransum Makanan Ayam
1.    Usahakan ransum makanan ayam terdiri dari bermacam-macam bahan makanan, baik yang berasal dari hewan maupun dari tumbuh-tumbuhan. Pilihlah yang harganya murah dan mutunya baik.
2.    Jatah makanan ayam seekor sehari tergantung umurnya yakni : ayam dewasa ± 110 gram, ayam muda  65 – 100 gram, sedangkan anak ayam 10 – 65 gram.
3.    Ransum tersebut diberikan dua kali sehari dan waktunya tetap misalnya ; pagi jam 06.00, dan sore jam 16.00. Setiap memberikannya setengah jatah.
4.    Sediakan air minum yang bersih dan jangan sampai kehabisan.
5.    Sediakan grit yaitu campuran krikil, pecahan batu merah, batu kapur, kulit kerang, pasir untuk membantu percernaan dan menambah mineral.
6.    Makanan hijau berikan setiap jam 09.00 pagi, jika ayam tidak anda lepaskan dari kandang.

Macam-Macam Ransum Ayam
1.    Ransum A mengandung zat putih telur ( protein) : 19 – 21 % untuk anak ayam umur sehari sampai dengan 2 bulan.
2.    Ransum B mengandung zat putih telur ( protein) : 17 – 18 % untuk ayam muda umur 2 bulan sampai dengan 4 bulan.
3.    Ransum C mengandung zat putih telur ( protein) : 15 – 17 % untuk ayam dewasa umur lebih dari 4 bulan.

Pedoman Konsumsi Makanan dan Air Minum ayam petelur untuk 100 ekor.
NO.
Umur Ayam
Banyaknya Makanan sehari
Banyaknya Air Minum sehari
1
2
3
4
5
6
7
8

0 – 2 minggu
3 – 4 minggu
5 – 6 minggu
7 – 8 minggu
9 – 12 minggu
13 – 16 minggu
17 – 20 minggu
Ayam Dewasa

1 – 2 kg
2 – 3 kg
3 – 4 kg
5 – 6 kg
6 – 7,5 kg
7,5 – 9 kg
9 – 10 kg
10 – 12,5 kg
4 liter
6 liter
8 liter
10 liter
12 liter
16 liter
18 liter
20 liter


PERKANDANGAN

PERKANDANGAN
            Pada umumnya pemeliaharaan ayam ras dilakukan secara terkurung didalam kandang. Dapat dikatakan bahwa kandang dan peralatan ( perkakas-perkakas) didalam kandang itu mempunyai dwi fungsi, karena selai merupakan tempat tinggal bagi ternak ayam, kandang juga merupakan tempat bekerja bagi peternak dalam melayani kebutuhan hidup sehari-hari untuk ternak ayam tersebut.
            Dengan menyediakan kandang dan perlengkapannya yang baik serta memenuhi syarat-syarat, ternak ayam tadi akan terlindung dari pengaruh-pengaruh buruk dari iklim ( seperti hujan, panas terik matahari, angina keras dsb.) dan gangguan-gangguan lainnya dari  luar serta memperoleh rasa senang tinggal dalam kandangnya. Rasa betah ini akan menimbulkan pula suatu pertumbuhan yang wajar dan sehat serta memungkinkan pada waktunya nanti ia memberi hasil ( produksi) yang tinggi bagi si pemelihara.
Jenis kandang menurut typenya dikelompokkan dalam 3 type :
1.    Kandang type Potstal ; yaitu kandang ayam tanpa halaman pengumbaran, biasanya beralaskan kawat atai litter, yaitu campuran pasir, sekam dan kapur.
2.    Kandang type Ren ; yaitu kandang ayam dengan halaman pengumbaran.
3.   Kandang type Battery ; yaitu kandang ayam yang disiapkan untuk masing-masing satu ekor ayam , yang disusun berderet  seperti batery. Biasanya terbuat dari kawat atau bilah bambu.


Membangun Kandang Ayam
1.    Dirikan ditempat yang lebih tinggi dari sekitarnya agar lantai kandang selalu kering.
2. Luas kandang sesuaikan dengan jumlah ayam yang akan dipelihara. Setiap satu meter persegi lantai cukup untuk 4 ekor ayam dewasa atau 10 ekor ayam muda atau 15 – 40 ekor  anak ayam.
3. Usahakan menghadap ketimur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.
4.    Beri cukup angin-angin agar udara segar dapat bebas masuk ruangan kandang.
5.    Sediakanan tempat makan dan tempat minum yang cukup.
6.    Buatkan tempat bertengger.
7.   Sediakan tempat/ sarang bertelur dengan ukuran 35 x 35 x 35 cm sebanyak sepertiga dari jumlah induk.

Rabu, 09 Maret 2011

TEKNIK PEMELIHARAAN AYAM


PEMILIHAN AYAM PETELUR

            Pemilihan ayam petelur memerlukan keahlian tersendiri, baik keahlian yang didapat dari pengalaman maupun dari belajar dengan banyak peraktek pada ahlinya. Pemilihan ayam p[etelur diperlukan guna mendapatkan produktivitas peternakan yang tinggi dengan menerapkan sistem seleksi untuk mengeluarkan ayam-ayam yang rendah produksinya.
            Pemilihan/ seleksi ayam petelur dapat dilakukan dengan cara fisual, pengamatan fisik dan produktivitasnya. Pemilihan tersebut dapat dilaksanakan dengan pengamatan- pengamatan pada bentuk fisik ayam ; misalnya : bentuk tubuh, warna kaki, tingkah laku ayam, keadaan vent dan sebagainya. Bentuk tubuh ayam yang lebar dan dalam, panjang, bagian perut belakang ( vent ) membulat dan berbentuk besar dan lunak merupakan cirri-ciri ayam yang produktivitasnya tinggi. Selain itu cirri-ciri ayam yang produktivitasnya tinggi misalnya tingkah laku yang selalu aktif, paruh pendek dan kuat, jenggewr yang merah dan cerah, pertumbuhan yang normal selama pemeliharaan dan sebagainya.
            Berikut ini adalah cara-cara memilih ayam petelur yang baik dengan melihat keadaan fisik ayam. Pemilihan cara visual ini kebenarannya cukup tinggi, dan bilamana didukung dengan data/ informasi penunjang yang baik, misalnya data produksinya dan data pertumbuhannya maka cara pemilihan ini akan memberikan kebenaran tinggi.
            Ciri-ciri induk ayam petelur yang memenuhi syarat sebagai bibit yang baik :
1. Cepat besar dan lekas dewasa, yakni umur 5 bulan sudah mulai bertelur.
2. Rajin mencari makan dan rakus sehingga mampu bertelur banyak dan terus-menerus.
3. Tubuhnya panjang, lebar dan dalam dengan perut bagian belakang membulat , besar dan lunak.
4. Jarak ujung belakang tulang dada dengan ujung belakang tulang supitnya lebar yaitu ± 9 cm atau sama dengan empat jari mendatar.
5. Jarak antara tulang supit kanan dan kiri lebar yaitu ±  4 – 5 cm atau dua jari tegak.
6. Cloacanya lebar, basah dan kendor.
7. Jarak antara kedua kakinya lebar, yang menunjukkan bahwa badannyapun lebar ( besar).
8. Matanya lebar, bersinar dan berseri-seri.
9. Paruhnya pendek dan kuat, memucat saat bertelur.
          10. Jengger, pial, muka halus berwarna merah cerah

TEKNIK PEMELIHARAAN AYAM


A. PEMILIHAN AYAM PETELUR

            Pemilihan ayam petelur memerlukan keahlian tersendiri, baik keahlian yang didapat dari pengalaman maupun dari belajar dengan banyak peraktek pada ahlinya. Pemilihan ayam p[etelur diperlukan guna mendapatkan produktivitas peternakan yang tinggi dengan menerapkan sistem seleksi untuk mengeluarkan ayam-ayam yang rendah produksinya.
            Pemilihan/ seleksi ayam petelur dapat dilakukan dengan cara fisual, pengamatan fisik dan produktivitasnya. Pemilihan tersebut dapat dilaksanakan dengan pengamatan- pengamatan pada bentuk fisik ayam ; misalnya : bentuk tubuh, warna kaki, tingkah laku ayam, keadaan vent dan sebagainya. Bentuk tubuh ayam yang lebar dan dalam, panjang, bagian perut belakang ( vent ) membulat dan berbentuk besar dan lunak merupakan cirri-ciri ayam yang produktivitasnya tinggi. Selain itu cirri-ciri ayam yang produktivitasnya tinggi misalnya tingkah laku yang selalu aktif, paruh pendek dan kuat, jenggewr yang merah dan cerah, pertumbuhan yang normal selama pemeliharaan dan sebagainya.
            Berikut ini adalah cara-cara memilih ayam petelur yang baik dengan melihat keadaan fisik ayam. Pemilihan cara visual ini kebenarannya cukup tinggi, dan bilamana didukung dengan data/ informasi penunjang yang baik, misalnya data produksinya dan data pertumbuhannya maka cara pemilihan ini akan memberikan kebenaran tinggi.
            Ciri-ciri induk ayam petelur yang memenuhi syarat sebagai bibit yang baik :
1. Cepat besar dan lekas dewasa, yakni umur 5 bulan sudah mulai bertelur.
2. Rajin mencari makan dan rakus sehingga mampu bertelur banyak dan terus-menerus.
3. Tubuhnya panjang, lebar dan dalam dengan perut bagian belakang membulat , besar dan lunak.
4. Jarak ujung belakang tulang dada dengan ujung belakang tulang supitnya lebar yaitu ± 9 cm atau sama dengan empat jari mendatar.
5. Jarak antara tulang supit kanan dan kiri lebar yaitu ±  4 – 5 cm atau dua jari tegak.
6. Cloacanya lebar, basah dan kendor.
7. Jarak antara kedua kakinya lebar, yang menunjukkan bahwa badannyapun lebar ( besar).
8. Matanya lebar, bersinar dan berseri-seri.
9. Paruhnya pendek dan kuat, memucat saat bertelur.
10. Jengger, pial, muka halus berwarna merah cerah